TROUBLESHOOTING KOMPUTER
Komputer sudah merupakan alat bantu
yang tergolong penting saat ini, kita ambil salah satu contoh pada kegiatan perkantoran,
tentunya dengan adanya komputer maka pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih
cepat. Sebagai pengguna atau pemakai komputer tentunya kita juga pernah
mengalami masalah dengan komputer. Hal tersebut dapat diakibatkan adanya ketidaksesuaian
dari komponen dasar komputer itu sendiri yang biasanya berkaitan dengan Software
(perangkat lunak atau aplikasinya), Hardware (perangkat keras) atau Brainware
(si pemakai komputer).
Pengertian Troubleshooting Komputer
Dalam dunia komputer, segala sesuatu
masalah yang berhubungan dengan komputer disebut Troubleshooting dan timbulnya
masalah dalam komputer tentu ada sebabnya. Pada kesempatan ini kita akan
sedikit belajar untuk mendeteksi masalah pada komputer Anda terutama yang
berhubungan dengan Hardware. Untuk permasalahan dengan Software sebaiknya Anda
lakukan pendeteksian sederhana
dahulu seperti pemeriksaan file-file yang berhubungan dengan Software atau spesifikasi permintaan (requirement) dari Software. Apabila permasalahannya cukup rumit, sebaiknya Anda install ulang saja Software tersebut, karena akan terlalu rumit untuk memperbaiki sebuah Software, sedangkan untuk permasalahan dengan Brainware, penulis hanya dapat memberikan saran
dahulu seperti pemeriksaan file-file yang berhubungan dengan Software atau spesifikasi permintaan (requirement) dari Software. Apabila permasalahannya cukup rumit, sebaiknya Anda install ulang saja Software tersebut, karena akan terlalu rumit untuk memperbaiki sebuah Software, sedangkan untuk permasalahan dengan Brainware, penulis hanya dapat memberikan saran
Teknik dalam Troubleshooting Terdapat
dua macam teknik dalam mendeteksi permasalahan dalam komputer, yaitu teknik Forward
dan teknik Backward. Untuk lebih mengenal kedua teknik tersebut, ada baiknya
kita bahas terlebih dahulu definisi dari masing-masing teknik tersebut.
1.
Teknik Forward
Sesuai
dengan namanya, maka dalam teknik ini segala macam permasalahan dideteksi semenjak
awal komputer dirakit dan biasanya teknik ini hanya digunakan oleh orang-orang dealer
komputer yang sering melakukan perakitan komputer. Pada teknik ini hanya
dilakukan pendeteksian masalah secara sederhana dan dilakukan sebelum komputer
dinyalakan (dialiri listrik). Untuk mempermudah silakan simak contoh berikut :
§
Setelah komputer selesai dirakit, maka dilakukan pemeriksaan pada semua
Hardware yang telah terpasang, misalnya memeriksa hubungan dari kabel Power
Supply ke soket power pada Motherboard.
§ Untuk casing ATX, kita
periksa apakah kabel Power Switch sudah terpasang
dengan benar.§ Untuk casing ATX, kita
§ dsb.
2. Teknik Backward
Hampir sama dengan teknik sebelumnya, teknik Backward adalah teknik untuk mendeteksi kesalahan pada komputer setelah komputer dinyalakan (dialiri listrik). Teknik lebih banyakdigunakan karena pada umumnya permasalahan dalam komputer baru akan timbul setelah “jam terbang” komputernya sudah banyak dan ini sudah merupakan hal yang wajar. Dapat kita ambil beberapa contoh sebagai berikut :
§ Floppy Disk yang tidak dapat membaca disket dengan baik.
§ Komputer tidak mau menyala saat tombol power pada casing ditekan.
§ dsb.
Hampir sama dengan teknik sebelumnya, teknik Backward adalah teknik untuk mendeteksi kesalahan pada komputer setelah komputer dinyalakan (dialiri listrik). Teknik lebih banyakdigunakan karena pada umumnya permasalahan dalam komputer baru akan timbul setelah “jam terbang” komputernya sudah banyak dan ini sudah merupakan hal yang wajar. Dapat kita ambil beberapa contoh sebagai berikut :
§ Floppy Disk yang tidak dapat membaca disket dengan baik.
§ Komputer tidak mau menyala saat tombol power pada casing ditekan.
§ dsb.
Tabel Pendeteksian Masalah
Setelah penjelasan sederhana dari
kedua teknik tersebut penulis akan membahas lebih dalam lagi ke teknik
Backward, karena bagi pengguna komputer rumahan tentunya teknik ini lebih banyak
akan digunakan ketimbang teknik Forward. Untuk lebih mempermudah dalam pendeteksian
masalah pada komputer Anda, silakan simak tabel berikut :
No
|
Komponen
|
Pendeteksian Masalah
|
1
|
Power Supply
|
Analisa Pengukuran
|
2
|
Motherboard
|
|
3
|
Speaker
|
Analisa Suara
|
4
|
RAM
|
Analisa Tampilan
|
5
|
VGA Card + Monitor
|
|
6
|
Keyboard
|
|
7
|
Card I/O
|
|
8
|
Disk Drive
|
|
9
|
Disket
|
|
Analisa Pengukuran
Pada tahapan ini, pendeteksian masalah dengan cara mengukur tegangan listrik pada
komponen nomor 1 sampai 3. Gunakan alat bantu seperti multitester untuk mengukur tegangan yang diterima atau diberikan komponen tersebut.
Contoh : Mengukur tegangan listrik yang diterima oleh Power Supply, lalu mengukur tegangan yang diberikan oleh Power Supply ke komponen lainnya.
Pada tahapan ini, pendeteksian masalah dengan cara mengukur tegangan listrik pada
komponen nomor 1 sampai 3. Gunakan alat bantu seperti multitester untuk mengukur tegangan yang diterima atau diberikan komponen tersebut.
Contoh : Mengukur tegangan listrik yang diterima oleh Power Supply, lalu mengukur tegangan yang diberikan oleh Power Supply ke komponen lainnya.
Analisa Suara
Pada tahapan ini pendeteksian
masalah menggunakan kode suara (beep) yang dimiliki oleh BIOS dan dapat kita
dengar lewat PC Speaker. Pastikan kabel PC Speaker sudah terpasang dengan baik.
Kemungkinan letak permasalahan ada di komponen nomor 4 dan 5. Untuk mempermudah
pengenalan kode suara tersebut, silakan simak keterangan berikut :
§ Bunyi beep pendek satu kali,
artinya sistem telah melakukan proses Boot dengan baik.
§ Bunyi beep pendek 2 kali, artinya
ada masalah pada konfigurasi atau seting pada CMOS.
§ Bunyi beep panjang 1 kali dan
pendek 1 kali, artinya ada masalah pada Motherboard atau DRAM.
§ Bunyi beep panjang 1 kali dan
pendek 2 kali, artinya ada masalah pada monitor atau VGA Card.
§ Bunyi beep panjang 1 kali dan
pendek 3 kali, artinya ada masalah pada Keyboard.
§ Bunyi beep panjang 1 kali dan
pendek 9 kali, artinya ada masalah pada ROM BIOS.
§ Bunyi beep panjang terus-menerus,
artinya ada masalah di DRAM.
§ Bunyi beep pendek terus-menerus,
artinya ada masalah penerimaan tegangan (power).
§ Pada beberapa merk Motherboard
akan mengeluarkan bunyi beep beberapa kali apabila temperatur processornya
terlalu tinggi (panas).
Catatan : kode bunyi beep diatas berlaku pada AWARD BIOS, untuk jenis BIOS yang lain kemungkinan memiliki kode bunyi beep yang berbeda.
Catatan : kode bunyi beep diatas berlaku pada AWARD BIOS, untuk jenis BIOS yang lain kemungkinan memiliki kode bunyi beep yang berbeda.
Analisa Tampilan
Pada tahapan ini pendeteksian
masalah cenderung lebih mudah karena letak permasalahan dapat diketahui
berdasarkan pesan error yang ditampilkan di monitor. Kemungkinan letak permasalahan
ada di komponen nomor 6 sampai 9.
Contoh : Pada saat komputer dinyalakan tampil pesan Keyboard Error, maka dapat dipastikan letak permasalahan hanya pada Keyboard.
Contoh : Pada saat komputer dinyalakan tampil pesan Keyboard Error, maka dapat dipastikan letak permasalahan hanya pada Keyboard.
Cara Cepat
Mengenali Troubleshooting
§ Apabila
terjadi masalah dan sistem masih memberikan tampilan pesan pada monitor atau disertai
dengan bunyi beep 1 atau 2 kali, maka kemungkinan letak permasalahan ada di komponen
nomor 6 sampai 9, yaitu pada Keyboard, Card I/O, Disk Drive dan Disket.
§ Apabila
terjadi masalah dan sistem memberikan kode bunyi beep lebih dari 2 kali, maka kemungkinan
letak permasalahan ada di komponen nomor 4 dan 5, yaitu RAM, VGA Card dan
Monitor.
§ Sedangkan
untuk masalah yang tidak disertai pesan pada monitor atau kode bunyi beep, kemungkinan
besar letak permasalahan ada di komponen nomor 1 dan 2, yaitu Power Suplly dan
Motherboard.
Dengan kedua macam teknik dalam
pendeteksian maslah dalam komputer tersebut, tentunya akan lebih memperkaya
pengetahuan kita di bidang komputer, jadi jika suatu saat terdapat masalah pada
komputer Anda kita dapat melakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum membawa
ke tempat servis, kalaupun harus membawa ke tempat servis kita sudah mengerti letak
permasalahannya, jadi kita tidak dibohongi oleh tukang servis yang nakal ; )
Dengan pemahaman troubleshooting
komputer yang lebih dalam tentunya akan lebih
mempermudah kita untuk mengetahui letak permasalahan dalam komputer dan tentunya akan lebih menyenangkan apabila kita dapat memperbaiki sendiri permasalahan tersebut. Semoga pembahasan sederhana tentang troubleshooting ini dapat bermanfaat, selamat mencoba dan terima kasih.
mempermudah kita untuk mengetahui letak permasalahan dalam komputer dan tentunya akan lebih menyenangkan apabila kita dapat memperbaiki sendiri permasalahan tersebut. Semoga pembahasan sederhana tentang troubleshooting ini dapat bermanfaat, selamat mencoba dan terima kasih.
Troubleshooting Motherboard
Kalau prosesor dianggap sebagai
“otak” komputer, maka motherboard boleh dianggap merupakan “jantung” kehidupan
di PC. Sebagai komponen yang menyandang “beban berat” kerusakan sedikit saja
bisa membikin PC tersengal-sengal.
Pada komputer generasi awal,
komponen seperti prosesor dan Ram langsung dilekatkan pada motherboard tanpa
bisa diganti-ganti atau ditambah lagi. Model semcam ini dinamakan backplane.
Desain baru yang bersifat modular memungkinkan penggantian beberapa komponen
yang melekat pada motherboard secara mudah, sekaligus memberikan keleluasaan tersedianya
peluang-peluang peningkatan teknologi PC itu sendiri. Namun, kemudahan
senantiasa mengandeng resiko. Begitu pula dengan motherboard. Sejak motherboard
dijadikan “sasaran tembak” utama untuk menghasilkan PC yang optimal, kita dihadapkan
pada keruwetan-keruwetan yang semakin besar. Mari tunjuk beberapa contoh.
Peningkatan kebutuhan prosesor yang bertenaga membuat desain motherboard harus mengikuti tuntutan perkembangan prosesor. Kebutuhan akan transfer data yang lebih cepat membutuhkan desain motherboard terus berubah. Perkembangan-perkembangn terbaru seperti teknologi Fire Ware, USB 2.0, RAID System, Smart Card, Secure Digital, wireless, semuanya berkumpul pada lahan yang sama : motherboard.
Peningkatan kebutuhan prosesor yang bertenaga membuat desain motherboard harus mengikuti tuntutan perkembangan prosesor. Kebutuhan akan transfer data yang lebih cepat membutuhkan desain motherboard terus berubah. Perkembangan-perkembangn terbaru seperti teknologi Fire Ware, USB 2.0, RAID System, Smart Card, Secure Digital, wireless, semuanya berkumpul pada lahan yang sama : motherboard.
Meski untuk saat ini belum
semua teknologi tersebut populer, namun untuk memberi daya tarik suatu produk
motherboard para produsen pun tak kurang akal. Mereka beramai-ramai menyediakan
ruang upgrade itu, tanpa harus menyertakannya ketika ia diproduksi secara massal,
untuk tetap membuatnya tetap ekonomis.
Beragamnya tipe chipset pada
motherboard yang menjadi tolak ukur dukungan teknis juga kian membuat para
pengguna dipusingkan untuk memilih mana yang terbaik. Belum lagi selesai dengan
masalah yang satu ini, kita juga dihadapkan dengan berbagai kekhawatiran, bagaimana
mengatasi persoalan bilaman terjadi motherboard sebagai jantung PC, masalah sedikit
saja bisa membuat PC termehek-mehek.
Justru dengan banyaknya pilihan
tersebut, kunci pertama supaya kita tetap tidak tersesat delam belantara adalah
memahami seni arsitektur mother board, dan membekali diri dengan kemampuan
praktis yang mumpuni. Berikut ini langkah-langkahnya.
Repair or Replace
Keputusan untuk mereparasi
sangat ditentukan oleh tingkat kerusakan yang terjadi pada sebuah motherboard.
Sementara, langkah penggantian sangat tergantung oleh tingkat daya dukung
teknologi motherboard ataupun kemampuan ekonomi Anda dalam membelanjakan barang-barang
komputer. Masalahnya adalah bagaimana seandainya motherboard itu masih terhitung
baru, sementara kita tidak mampu mendeteksi kerusakan atau menentukan jalan keluarnya
? ikuti dulu langkah kedua sebelum memutuskan untuk membeli yang baru.
Back to Basics !
· Periksa semua konektor.
Tentu saja, langkah ini diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada satu
konektor pun yang terlepas atau tidak tertancap dengan benar.
· Periksa semua komponen
yang melekat. Ini penting untuk memdeteksi, apakah pemasangan prosesor, RAM,
VGA Card sudah benar atau belum. Juga untuk memastikan bahwa secara fisik IC-IC
di dalam motherboard tidak mengalami kerusakan atau terlepas.
· Periksa sumber listrik
yang masuk melalui power suplay. Untuk memastikannya, periksa dulu suplai
listrik dari jala listrik, lalu periksalah output listrik pada kabel-kabel
power suplay dengan menggunakan multimeter. Pastikan bahwa output tiap kabel
sudah sesuai dengan yang direkomendasikan pada buku manual.
· Periksa, adakah
barang-barang asing yang menggangu jalur motherboard. Kabel, sekrup, kotoran,
juga debu bisa mempengaruhi nafas kehidupan motherboard. Gangguan semacam ini,
selain membuat lalu lintas data terganggu, bila posisinya strategis bisa
menimbulkan hubungan pendek alias konslet.
· Periksa jumper-jumper, DIP
switch, atau pin-pin pengatur setiap fitur dengan teliti dan benar. Pastikan
bahwa Anda mengacu pada buku manual jangan menggunakan ilmu hafalan. Setting
yang salah bisa membuat motherboard Anda tak mau hidup.
· Periksa bagian-bagian
motherboard yang melekat pada casing. Hubungan pendek akibat penguncian tanpa
isolator antara casing, sekrup pengunci dengan motherboard akan membuat listrik
terhenti setiap kali tombol power ditekan.
Sistem PC
tidak menyala ketika kartu grafis onboard diganti dengan VGA Card
Masalah semacam ini sering terjadi ketika pengguna hendak melakukan upgrade kartu grafis pada motherboard yang memiliki VGA add on yang terpasang. Namum, pada sebagian motherboard, Anda harus melakukan pergantian setting secara manual. Sebenarnya ini tidak akan terjadi kalau Anda tahu tips dan triknya. Biasanya masalah akan terjadi ketika kartu grafis add on ditancapkan dan Anda melakukan booting untuk pertama kalinya. Sistem kemudian tidak menyala sama sekali. Bahkan tidak mengeluarkan bunyi beep sama sekali.
Masalah semacam ini sering terjadi ketika pengguna hendak melakukan upgrade kartu grafis pada motherboard yang memiliki VGA add on yang terpasang. Namum, pada sebagian motherboard, Anda harus melakukan pergantian setting secara manual. Sebenarnya ini tidak akan terjadi kalau Anda tahu tips dan triknya. Biasanya masalah akan terjadi ketika kartu grafis add on ditancapkan dan Anda melakukan booting untuk pertama kalinya. Sistem kemudian tidak menyala sama sekali. Bahkan tidak mengeluarkan bunyi beep sama sekali.
Langkah
pertama yang harus dilakukan adalah menggunakan kembali VGA onboard Anda. Ketika
Sudah masuk sistem Windows, lakukan uninstall driver VGA onboard yang Anda pakai.
Setelah itu, lakukan restart kembali sistem Anda untuk kemudian masuk pada menu
BIOS. Pada menu ini, Anda harus mematikan atau mend-disable fitur VGA onboard.
Setelah mematikan fungsi ini keluarlah dari BIOS dan matikan sistem.
Langkah
selanjutnya adalah pasang kartu grafis add on Anda pada slot AGP atau slot PCI sesuai
dengan tipe kartu grafis yang hendak Anda pakai. Setelah tertancap dengan benar
pada slot yang sesuai, nyalakan kembali sistem Anda. Sistem akan kembali
menyala dengan kartu grafis add on sebagai kartu grafis utama. Jangan lupa
untuk menginstall driver terbaru yang sesuai dengan kartu grafis tersebut.
Sistem
tidak bekerja ketika prosesor diganti Kejadian ini amat sering terjadi ketika
Anda hendak melakukan upgrade atau downgrade dengan menggunakan prosesor yang
memiliki front side bus yang berbeda. Misalnya ketika Pentium Anda ber-FSB 533
MHz Anda ganti dengan yang ber-FSB 400 MHz, sementara BIOS Anda masih
men-setting sistem bekerja pada FSB 533 MHZ.
Agar
sistem mau bekerja kembali, ada dua cara yang bisa ditempuh. Cara pertama
adalah masuk ke sistem BIOS dan menganti FSB yang dipakai dari 133 MHZ manjadi
100 MHz. Ini dengan catatan kalau sistem motherboard dan prosesor Anda masih
bisa mentolerir penggunaan FSB yang jauh lebih tinggi dibanding yang dipakai.
Cara lain
adalah melakukan clear CMOS. Apabila langkah ini sudah dilakukan. Masuklah ke menu
BIOS Anda dan pastikan FSB yang dipakai sudah sesuai dengan FSB yang bekerja pada
prosesor Anda. Langkah ini dijamin manjur untuk mengatasi masalah yang semacam ini.
Sistem
tidak bekerja ketika modul memori DDR diganti Ada beberapa kemungkinan maslah
yang mungkin jadi penyebab mangapa masalah semacam ini terjadi. Pertama adalah
kompatibilitas motherboard yang dipakai terhadap memori baru yang dipasang.
Penyebabnya ada dua, yaitu masalah chip memori yang digunakan atau
maslah tipe memori yang dipakai. Beberapa motherboard mensyaratkan secar tegas jenis chip yangh dipakai. Apabila tidak sesuai, motherboard tidak akan mendeteksi adanya memori yang berakibat pada tidak bekerjanya sistem. Sementara beberapa motherboard juga tidak mau dipsangi memori tipe single side atau double side. Sekali lagi ini masalah kompatibilitas motherboard terhadap memori yang dipasang. Apabila masalahnya adalah chip memori, update BIOS terkadang bisa jadi salah satu pemecahan jitu.
maslah tipe memori yang dipakai. Beberapa motherboard mensyaratkan secar tegas jenis chip yangh dipakai. Apabila tidak sesuai, motherboard tidak akan mendeteksi adanya memori yang berakibat pada tidak bekerjanya sistem. Sementara beberapa motherboard juga tidak mau dipsangi memori tipe single side atau double side. Sekali lagi ini masalah kompatibilitas motherboard terhadap memori yang dipasang. Apabila masalahnya adalah chip memori, update BIOS terkadang bisa jadi salah satu pemecahan jitu.
Kemungkinan
kedua adalah tipe memori yang dipasang memiliki CAS latency yang lebih rendah
ketimbang CAS latency memori sebelumnya, sementara pada BIOS latency masih di- setting
pada CAS-2. cara satu-satunya adalah dengan melakukan reset atau clear BIOS.
Setelah
itu masuklah pada menu BIOS yang mengatur latency yang bekerja pada memori dan ubah
sesuai dengan kemampuan memorinya. Yang paling aman adalah dengan mengubah latency
yang bekerja pada CL-2,5.
Sistem
tidak bekerja meski semua power sudah terpasang Bisa jadi masalah ini muncul
lantaran beberapa penyebab. Pertama periksa apakah ada aliran listrik yang
masuk pada motherboard. Ini penting untuk memastikan adakah aliran listrik yang
mengalir pada motherboard. Pada sebagian besar motherboard, indikasi adanya
arus
listrik yang mengalir ini ditandai dengan lampu LED yang menyala. Kalau lampu ini tidak menyala, bisa dipastikan tidak ada arus listrik yang mengalir.
listrik yang mengalir ini ditandai dengan lampu LED yang menyala. Kalau lampu ini tidak menyala, bisa dipastikan tidak ada arus listrik yang mengalir.
Kedua,
kemungkinan power suplay yang tidak terlalu bagus alias tidak memiliki tenaga
yang sesuai. Cara satu-satunya adalah menganti power suplay yang Anda punya
dengan yang lebih bagus.
Penyebab
ketiga yang mungkin adalah tidak terpasangnya kartu grafis dengan benar. Ini memang
biasa terjadi kalau Anda sembrono memasang kartu grafis add on.
Untuk mengatasinya,
Anda bisa memperbaiki posisi pemasangan. Usahakan agar posisinya tegak lurus
terhadap motherboard. Penyebab keempat yang sering tidak terbayang adalah
rusaknya tombol power atau koneksinya yang menghubungkan front panel dengan
tombol power pada casing depan. Ini menyebabkan Anda tidak dapat menyalakan
sistem meski semua terpasang dengan benar.
Sistem
tiba-tiba hang ketika di overclock
Ada
beberapa penyebab untuk masalah ini. Penyebab pertama ada pada beberapa
komponen yang membutuhkan frekuensi kerja yang lebih tinggi. Ini misalnya
terjadi untuk AGP ataupun PCI yang terpasang. Untuk melakukan ini, Anda bisa
masuk ke BIOS dan menaikkan frekuensi kerjanya. Ini pun dengan catatan apabila Motherboard
yang Anda pakai memang mendukung.
Penyebab
kedua adalah kurangnya tegangan yang dipakai. Untuk itu, Anda juga bisa masuk ke
menu BIOS dan melakukan penaikan tegangan, baik pada prosesor atau memori. Tapi
cara ini riskan kaerena sangat tergantung pada kemampuan dan daya tahan
motherboard, prosesor, memori, ataupun kartu grafis yang dipasang. Ini kareena
kenaikan tegangan akan mempengaruhi kerja dari beberapa periferal yang
terpasang.
Sistem
tidak bekerja karena hardisk tidak terdeteksi
Masalah
ini sering sekali muncul pada beberapa motherboard. Kesalahan sendiri terjadi bukan
pada motherboard-nya, tetapi pada kabel data yang Anda gunakan. Kesalah ini biasanya
muncul karena Anda menggunakan port secondary dan bukan port primary meskipun
Anda tidak menggunakannya buat CD-ROM atau drive lain. Pada beberapa sistem, motherboard
tidak akan mendeteksi lantaran penggunaan kabel data semacam ini. Solusi yang
bisa dilakukan adalah menggunakan port utama pada kabel IDE untuk hardisk
sementar secondary untuk CD-ROM drive atau yang lain.
Sistem
tidak bekerja ketika kabel fan CPU tidak dipasang
Ini biasa terjadi pada beberapa motherboard yang memiliki tingkat keamanan yang cukup bak. Pada mother board yang demikian, sistem tidak akan mau bekerja kalau kabel fan tidak terpasang pada pin yang sesuai yaitu pun CPU fan. Ini dimaksudkan untuk menjamin agar fan bekerja untuk melindungi prosesor dari panas berlebihan. Nah, kalau Anda tidak memasang kabel fan pada pin power fan, atau bahkan tidak memasang pada salah satu pin, otomatis sistem tidak akan bekerja. Langkah satu-satunya yang diambil adalah memasang kabel fan CPU pada pin yang sesuai.
Ini biasa terjadi pada beberapa motherboard yang memiliki tingkat keamanan yang cukup bak. Pada mother board yang demikian, sistem tidak akan mau bekerja kalau kabel fan tidak terpasang pada pin yang sesuai yaitu pun CPU fan. Ini dimaksudkan untuk menjamin agar fan bekerja untuk melindungi prosesor dari panas berlebihan. Nah, kalau Anda tidak memasang kabel fan pada pin power fan, atau bahkan tidak memasang pada salah satu pin, otomatis sistem tidak akan bekerja. Langkah satu-satunya yang diambil adalah memasang kabel fan CPU pada pin yang sesuai.
Semoga Artikel ini bermanfaat bagi anda semua
0 comments:
Post a Comment